SWARADHARMA | Mojokerto 25/2/2024 “Bhineki rakwa ring apan kena parwanosen, mangka ing jinatwa kalawan Siwa tatwa Tunggal, Bhineka Tunggal Ika tan hana Dharma Mangrva“Sepenggal kalimat dalam kitab Sutasoma karya Pujangga Agung Mpu Tantular, masa Kerajaan Majapahit pada abad ke 14 saat Pemerintahan Cri Rajasa Nagara. Kitab Sutasoma juga disebut Kakawin Sutasoma yg mengandung makna sebuah wacana puisi yg ditulis dalam bahasa Jawa kuno.
Mpu Tantular sendiri adalah gelar yg disandang di Kerajaan Majapahit, TAN mengandung arti Tidak sedangkan TULAR artinya Tertular, Mpu Tantular dalam pengertian Harfiahnya seorang yg Cerdik dan pandai serta memegang teguh dalam pendirian ( baca Idealis ).
Mpu Tantular penganut Budha Mahayana, sementara pemeluk agama terbesar di Majapahit adalah Siwa Budha, bamun demikian kehidupan beragama berjalan sangat Harmonis. Kakawin Sutasoma menegaskan Kebhinekaan merupakan nuansa yg sangat indah dalam menegakkan sebuah Dharma.
Perjalanan Bangsa sampai pada titik Kulminasi Perjuangan Kemerdekaan, dimana dalam perumusan Konstitusi Negara pada sidang BPUPKI adalah seorang yg bernama Mohammad Yamin sebagai orang pertama yg mengusulkan pada Bung Karno agar Bhineka Tunggal ika dijadikan sebagai Sesanti Negara.
KRT Rajiman Widiodiningrat yg bertindak sebagai Ketua BPUPKI memutuskan melalui sidangnya bahwa Pancasila sebagai Way of live Bangsa Indonesia dengan menggunakan simbol serta lambang Garuda dgn warna kuning keemasan yg diikat dgn Kalimat Bhineka Tunggal Ika.
Cakra Manggiling Zaman melakukan Rotasinya sampai pada saat terjadinya The cold war atau perang dingin, sebuah keadaan perang yg digagas oleh Bernard Baruch dan Water Lippman pada th 1947 setelah usai Perang Dunia yg kedua.
Perselisihan antara Blok Barat yg tergabung dalam Nort Atlantic Treaty Organization / NATO yg berhadapan dengan Blok Timur yg tergabung dalam Pakta Warsawa.
NATO sebagai Pakta Pertahanan Atlantik Utara yg semula digagas oleh Inggris dan Perancis yg kemudian diikuti oleh 7 Negara Eropa Barat yg lainnya. Blok Barat yg mengusung Idiologi Kapitalisme Liberal yg cenderung memunculkan Exploitation de lomme par lomme, serta Exsploitation Nation Par Nation (baca : penghisapan manusia oleh manusia dan Penghisapan Bangsa lain oleh Bangsa lain ).
Pakta Warsawa yg merupakan Aliansi pertahanan yg dibentuk Uni Soviet yg diikuti 7 Negara Komunis di Eropa Timur. Arus pertentangan antara Barat dan Timur berahir Blok barat sebagai The Word Champion yg ditandai dgn runtuhnya Tembok Berlin serta terjadinya sistem Glasnost & Perestroika di Uni Soviet yg dimotori oleh Michael Corbhacev pada tgl 25 Desember 1991.
Glasnost & Perestroika telah memaksa berahirnya sistem kediktaktoran menjadi sistem Keterbukaan Informasi. Kemenangan blok barat atas blok Timur tidak berhenti begitu saja, Angkara Murka Kapitalisme barat telah mengubah pola perangnya yg seiring dgn perkembangan Zaman.
Perang Achimetris serta Perang Hibrida sebagai Pilihan dalam melakukan Kolonisasi dikawasan Internasional, teori perang ini digagas oleh Frank Hoffman dan perang ini menggunakan Perang Politik yg dipadukan dgn Metode konvensional serta menggunakan Propaganda pada Dunia Maya.
Kekacauan politikpun terjadi dibeberapa Negara yg menjadi pusat sasaran yg dikehendaki pembuat perang tersebut. PBB yg dibentuk pada tanggal 24 Oktober 1945 yg sekarang memiliki 193 Negara, namun sebab Hak Veto yg diberikan PBB pada USA da 5 Negara besar lainnya terkadang juga sangat kerepotan manakala Negara pemegang Veto melakukan pelanggaran thd Resolusi DK - PBB.
Sekjen PBB Antonio Guterres yg diangkat pada tanggal 1 Januari 2017, melalui Sidang tahunan PBB tiba tiba menyampaikan kalimat yg Sangat bijak dan diluar pengetahuan peserta sidang .
“ Bhineka Tunggal Ika , hanya Indonesia yg punya Moto dan Kami mengharap pada Dunia menggunakan Moto itu , karena Bhineka Tunggal Ika menjadi kunci serta Epicentrum Perdamaian Dunia “.
Secara Exsplisit Antonio Guterres telah menjawab serta memberikan sebuah konsepsi dasar dalam menuju Perdamaian Dunia yg Abadi. Kekacauan politik yg terjadi pada kawasan Internasional tidaklah cukup dgn cara Violence serta Militeristik dalam penyelesaiannya.
Abad ke 14 Bangsa Nusantara ternyata sudah mampu memprediksi adanya kekacauan Zaman pada abad 21, kelembutan Diplomasi serta beberapa Konsesi politik yg diberikan pada Negara taklukan selalu menjadi pedoman menuju koeksitensi atau hidup berdampingan secara Damai.
Mungkinkah Antonio Guterres adalah Reinkarnasi dari Mpu Tantular yg sedang ditugaskan untuk meniupkan Yargon Bhineka Tunggal Ika disaat Dunia sedang mengalami kekacauan politik yg tiada ujung ? Memayu Hayuning Buwana atau Memulyakan cita cita Dunia yang penuh perdamaian adalah perjalanan ahir Bangsa Nusantara.
Semangat Bhineka Tunggal Ika , Tan hana Dharma Mangrva akan tetap menjadi Roh dalam menuju Perdamaian Dunia yg abadi.
SURO DIRO JOYONINGRAT LEBUR DENING PANGASTUTI.
Penulis Pimpinan Umum Swara Dharma
Syamsul Fuadi SH / Surya Prana.