Pura Agung Besakih |
SWARADHARMA | Bali Jumat, Kliwon pujut 29 Maret ( hari ke 88 ) 2024 Panglong 5 Kedasa. Eart Hour , mati lampu dalam satu jam , sebuah Program yang telah dicanangkan PBB. Program ini dilaksanakan pada 16 tahun yang lalu , Eart Hour dilaksaksanakan dengan tujuan untuk menyelamatkan Lingkungan di Planet Bumi,namun Program ini mengalami kegagalan.
I Nyoman Sumartana , tokoh pegiat Budaya yang sekaligus pemerhati Lingkungan hidup, menyikapi hal tersebut “Kegagalan Program Eart Hour yang telah dilaksanakan PBB karena masih belum Terintegrasi dengan Kalender Nusantara , PBB masih berpatokan dengan Tahun Masehi“ ungkap Pria jebolan S 2 Universitas Jember ini.
Lebih jauh Nyoman menambahkan “Tentu juga tidak lepas bahwa ada prosesi Ritual didalam menyelamatkan Semesta Alam , Kami sebagai Umat Hindu yang ada di Bali senantiasa melakukan Upacara Ida Batara Turun Kabeh“ Upacara Puncak Karya Ida Batara Turun Kabeh merupakan Agenda Tahunan bagi Umat Hindu di Pulau Dewata.
Upacara Puncak Karya Ida Batara Turun Kabeh dilaksanakan tepatnya pada tanggal 24 Maret 2024 di Pura Agung Besakih, Nyejer selama 21 hari. Upacara Puncak Karya Ida Batara Turun Kabeh melukiskan semua Para Dewa dan Manifestasi Tuhan.
I Nyoman Sumartana |
Pada pelaksanaan upacara ini para Pemedek ( Umat Hindu yang datang ), mendapatkan Benang Sanga Datu atau benang dengan sembilan warna dan Benang Sanga Datu telah disucikan dulu sebelum dibagikan pada para Pemedek.
“Program penyelamatan Lingkungan yang dilaksanakan oleh PBB baru bisa efektif bila sudah terintegrasi dengan Kalender Nyepi Nusantara , karena Bali merupakan Barometer utama Destinasi Dunia, dan hanya di Bali satu satunya upacara Nyepi yang berhasil menutup Bandara / penerbangan , mati lampu , Car free day selama 24 jam “ pungkas Pria yang berdomisili di Tabanan ini.
Penulis Surya Prana