Prosesi pengorbanan Mahesa |
SWARADHARMA | Pasuruan. Minggu Kluwon 28 April 2024. Desa Ngadiwono,Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan melakukan Gelar Prosesi Adat Unan Unan. Unan Unan merupakan agenda 5 tahunan yang senantiasa dilakukan oleh Suku Adat Tengger yang berada di Lereng Puncak Gunung Bromo.
Lereng Puncak Gunung Bromo terbagi dari beberapa wilayah Kabupaten , diantaranys Kabupaten Lumajang , Kabupaten Malang,dab Kabupaten Pasuruan. Suku Tengger yang berada di wilayah Kabupaten Lumajang disebut Tengger Brang Wetan,sementara Suku Tengger yang berada di wilayah Kabupaten Pasuruan disebut Suku Tengger Brang Kulon.
Suku Tengger Brang Wetan melaksanakan Prosesi Unan Unan dilaksanakan pada tanggal 23 April 2024 dan setelah 5 hari atau Pendak Sepasar Suku Tengger Brang Kulon melaksanakan Prosesi Unan Unan.
“Acara prosesi Unan Unan ini dilaksanakan setiap 5 tahun sekali oleh Warga Desa Ngadiwono,tetapi yang biasanya datang dan hadir ada kurang lebih 8 Kepala Desa dari Desa Desa tetangga, dan seluruh bentuk Anggaran murni dari Warga Desa Ngadiwono “ jelas Atim Supriono Kepala Desa Ngadiwono.
Prosesi berjalan dengan tertib dan lancar .iring iringan pawai berangkat dari Balai Desa Ngadiwono pukul 12 siang dengan diikuti kurang lebih 2000 peserta yang berjalan menuju Sanggar Pamujan yang terletak dibawah Pura Tunggul Adisari.
Pawai berlangsung sangat semarak dengan diiringi tetabuhan dengan mengarak kepala Mahesa yang sudah dihiasi aneka makanan dan bunga bunga yang sangat harum baunya. Prosesi berlangsung sangat khidmat dan magis, kabut tebal menyelimuti jalannya acara Ritual Uman Unan. Prosesi dipimpin oleh Romo Dukun Pujo Pramono yang didampingi Romo Dukun Setyawan.
“Unan Unan itu bagian dari Persembahan kepada Bumi yang telah memberikan kemakmuran pada umat manusia. Dan ini juga disebut Mayu Bumi. Meskipun ini kita laksanakan di Desa Ngadiwono tetapi ini kita persembahkan kepada seluruh Alam Semesta “Jelas Romo Dukun Pujo Pramono.
Tempat kepala Mahesa ditanam |
Sebagai wujud syukur kepada Tuhan atas segala anugerah Alam yang telah diberikan. Dan setelah itu dilanjutkan Prosesi Inti dengan menanam kepala Mahesa didepan tapal batas Desa Ngadiwono dengan disaksikan seluruh warga Desa yang hadir.
Penulis Surya Prana.