Bima Sakti Turunkan Jawara Budaya

0
Para tokoh budaya yang memberikan paparan


SWARADHARMA | Mojokerto Jumat wage. Jumat wage 2024. Sarasehan merupakan sebuah Media Curah gagas dalam rangka menemukan titik persoalan serta membuat sebuah formulasi agar bisa menemukan jalan penyelesaian. 

Sarasehan juga diharapkan menjadi sebuah Festival Ide yang kemudian dirumuskan secara Konsepsional yang terukur. Yayasan Bima Sakti Peduli Negeri yang bermarkas di Desa Claket , Kecamatan Trawas , Kabupaten Mojokerto Jawa Timur. Menggelar Sarasehan yang bertajuk PELESTARIAN & AKTUALISASI NILAI NILAI LUHUR MAJAPAHIT UNTUK MEMBANGUN JIWA BANGSA .

Demi sukses acara ini Panitia penyelenggara turunkan para Tutor serta para Jawara Jawara Budaya Gaek, diantaranya Romo Ageng Djati Kusumo , Ir, H Luluk Sumiarso Msc serta Romo Triono.

Norman Handito Kadisporbud Kab Mojokerto sedang bercengkrama dengan Ir . H Luluk Sumiarso Msc.


Sarasehan dihadiri kurang lebih 250 orang yang datang dari berbagai Daerah, acara berjalan sangat Khidmat meskipun diselimuti gawa yang cukup dingin namun seluruh peserta tetap tidak bergeming.

Pada sesi pertama Ir H. Luluk Sumiarso dalam paparannya menyampaikan " Kehidupan selalu mengalami perubahan atau mengalami sebuah Rotasi seperti Cakra Manggiling, pada masa lalu kita masih melakukan kegiatan dengan cara cara yang Konvensional , masa kini sudah masuk pada era Digitalisasi yang sudah demikian Canggihnya, teknologi 5 titik 0 sebuah Aplikasi yang berimplikasi pada kerusakan serta penghancuran Budaya secara masive, ini tidak lain bagian dari Kolonialisme modern dan kita harus senantiasa bersatu untuk menghadapi semua itu " tegas mantan Dirjen Migas pada Era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono serta pendiri Nusantara Institut of Dirpedia ini.

Pada sesi kedua Romo Djati Kusumo mengatakan " Pada prinsipnya Bangsa kita ini telah mengalami Gagal Multy Organ, hampir semua lini kehidupan Berbangsa dan Bernegara telah mengalami kegagalan, jarena telah jauh meninggalkan sendi sendi Budaya Bangsa yang Adi luhung, bangsa ini adalah Clan Lemuria yang sxngat pandai tetapi sekarang sangat Paradoks dengan garis Trahnya , ini menjadi keprihatinan kita bersama dan kita semua mesti berdoa dan optimis akan muncul generasi baru Trah Majapahit ysng akan menuju Zaman Kencono Rukmi atau Zaman Keemasan " pungkas Budayawan Gaek asal Singosari Malang ini.

Pada Sesi Penutup paparan disampaikan Romo Triono lebih menukik pada persoalan yang sangat fundamental " Dalam melakukan serta melakujan sebuah prosesi adat dan Budaya hendaknya benar benar melihat serta memperdalam basis Literasinya , mengingat demikian maraknya pengaburan sejarah dan peradaban " pungkas Budayawal Jogyakarta ini.

Pada ahir acara jam sudah menunjukkan pukul 12 00 wib, Ibnu Sunanto pendiri Yayasan Bima Sakti Peduli Negeri menghimbau pada para pelaku Budaya Majapahit agar selalu Guyub Rukun untuk menyongsong kehidupan yang lebih baik dan terhormat.

Pewarta Ki Surya Prana.
Tags

Post a Comment

0 Comments

Please Select Embedded Mode To show the Comment System.*

To Top