Menguak Misteri Sejarah Desa Ngadiwono Karena Jasa Kerbau Wonojati

0
Menguak Misteri Sejarah Desa Ngadiwono Karena Jasa Kerbau Wonojati


SWARADHARMA | Mojokerto, Sabtu Legi 4 Mei 2024. Swara Dharma.Ketika melangkah menembus dinginnya awan putih menerpa wajah dan mengelus  kulit ari, dinginnya bisa mencapai titik rendah 14 celcius. 


Benar benar eksotis untuk kami yang biasa di cuaca panas, yang pasti membuat menggigil kedinginan juga. Dalam sebuah obrolan terbersitlah keinginan tau sejarah Desa Ngadiwono pada masa lalu, karena setiap Desa pasti punya sejarah kearifan lokal  dan tokoh tersendiri yang dikeramatkan. Dan benar adanya,Menurut cerita yang dituturkan oleh Romo Pandito Dukun Tengger Puja Pramana.Kisah yang tersembunyi dibalik butiran lembut kabut menghadang pancaran hangat Hyang Surya.


Nun jauh waktu mundur dimasa lalu, adalah Eyang Tanggul yang tinggal di desa Wonojati dan memiliki seekor kerbau yang selalu dilepas bebas mulai pagi untuk merumput dan sore pulang sendiri kekandang. Suatu hari eyang Tanggul mendapati kerbaunya pulang dengan tubuh basah belepotan lumpur dan itu terjadi beberapa kali setiap pulang merumput. Berarti kerbaunya menemukan air.dan karena penasaran eyang Tanggul mengkuti kerbaunya ketika pagi itu dilepas dari kandang.


Kabut putih itu adalah hembusan awan dingin yang setiap saat hadir menghias desa Ngadiwono, Tosari, Pasuruhan, Jatim.


Ternyata benar si kerbau menuju kesuatu tempat dan disitu terdapat mata air yang jernih melimpah, yang pada akhirnya diberi nama mata air Ndase Banyu oleh Eyang Tanggul. Melihat daerah subur dan terdapat mata air maka diputuskan untuk membuka lahan dijadikan sebuah desa yang diberi nama Ngadiwono, dan masyarakat akhirnya  bisa mengambil air dari sumber yang dibawah aliran mata air Ndase Banyu yang diber nama sumber Babrakan sampai saat ini. 


Sekarang desa Ngadiwono menjadi ladang indah dan tetap subur dengan hasil bumi yang  membuat masyarakat sejahtera dengan segala keragamannya.


Karakter masyarakat yang pekerja keras itu sangat menjaga keselarasan serta  keserasian perilaku tercermin pada kehidupan antara alam dan sesama dalam menjaga adat tradisi dan seni budaya leluhur Nusantara nan Agung. Kebersihan kejernihan, keramahan dan ketulusan hati tercermin pada kesederhanaan  dalam keseharian masyarakat  berjalan dengan sistematis.Inilah oleh oleh cerita dari Desa Ngadiwono Tengger Brang Kulon Tosari Pasuruhan. 


Hong Ulun Basuki Langgeng.


Tags

Post a Comment

0 Comments

Please Select Embedded Mode To show the Comment System.*

To Top