Tilas Damar Wulan di Desa Sudimoro, Kecamatan Megaluh, Jombang-Jawa Timur

0
Petilasan Damar Wulan di Desa Sudimoro

Swara Dharma.com
Jombang , Sabtu Wage 6 juli 2024.
Uri - Uri Budaya adalah sebuah keharusan bagi para penerus generasi Bangsa , karena mengingat Negara dan Bangsa Indonesia memiliki keragaman Budaya serta Peradaban yang tinggi dan tidak dimiliki Bangsa - Bangsa lain di seluruh Dunia.
Dalam penelusuran jejak sejarah masa lampau tentu harus melihat dari berbagai perspektif atau sudut sebagai basis analisa sejarah .
Ada beberapa bukti yang bisa dijadikan pedoman dalam melihat jejak Sejarah diantaranya bukti - bukti Primer , bukti sekunder dan bahkan menggunakan teory Imaginer.

Desa Sudimoro, Kecamatan Megaluh , Kabupaten Jombang , Jawa Timur, memiliki aset Sejarah berupa Petilasan Damar Wulan .
Petilasan Damarwulan berupa dua Kolam air yg diyakini oleh warga setempat  sebagai tempat pencuci rumput Damar Wulan .
Mbah Jenggot menuturkan "Kebiasaan warga setempat melakukan Ruwatan , serta mengadakan Pagelaran Wayang kulit semalam suntuk disini , dua kolam air di Petilasan ini bisa dikatakan sebagai tempat yang sakral , karena sering memberikan Sasmito ( petunjuk ) manakala ada kejadian besar,
Tempat lelaku Ritual 

Sebelum terjadinya Tsunami di Aceh , kolam ini bergetar beberapa kali dan selang beberapa hari terjadilah Gempa Tsunami di Aceh " tutur Juru kunci Petilasan ini.
Sekilas tentang Damar Wulan yang menjadi Raja Majapahit yang sangat Legendaris dalam meraih dan mempertahankan Kekuasaannya .
Damar Wulan adalah Putra Kinasih Resi Maudoro, memiliki wajah yang Rupawan .
Dalam masa pengabdiannya pada Patih Loh Gender , Damar Wulan diperintahkan bertugas sebagai Juru Rumput atau mencari Rumput untuk makanan kuda di Keraton Kepatihan Majapahit.

Saat Majapahit mengalami ancaman Pemberontakan dari Blambangan yang dipimpin  oleh Minak Jinggo, Ratu Kencono Ungu membuat Sayemvara  atau Sayembara , bagi siapa saja yang bisa menangkap dan membunuh Minak Jinggo akan menjadi suami dari Ratu Kencono Ungu.
Damar Wulan memberanikan diri mengikuti sayembara itu.Atas bantuan Waito dan Puyengan yang tidak lain adalah istri dari Minak Jinggo. Waito dan Puyengan sangat terpikat atas kelembutan dan ketampanan Damar Wulan.
Pendopo petilasan Damar Wulan

Gada Wesi Kuning senjata andalan Minak Jinggo telah dicuri dan diserahkan pada Damar Wulan oleh Waito dan Puyengan.
Minak Jinggo gugur dengan kepala terpenggal ditangan Damar Wulan , namun Layang Seto dan Layang Kumitir merebut kepala Minak Jinggo dari tangan Damar Wulan.
Pertarungan terjadi lagi di Istana Majapahit dan dihadapan Ratu Kencono Ungu untuk membuktikan siapa sebenarnya yang berhasil membunuh Minak Jinggo.
Layang Seto dan Layang Kumitir berhasil dikalahkah oleh Damar Wulan dan atas permintaan dari Anjasmoro Harimami agar Layang Seto dan Layang Kumitir diampuni atas segala perbuatannya.
Damar Wulan pada akhirnya menjadi Suami Ratu Kencono Ungu dan sekaligus menikahi Waito dan Puyengan sebagai Garwo selir.
Damar Wulan diangkat menjadi Raja Majapahit bergelar Gajah Narapati , Bhre Kertabumi , Batara Ring  Kertabumi , Dyah Singanegara ,  Singa Wardhana Widjaya Kusuma , Raden Alit , Raden Angka Wijaya.
Dan berkuasa pada tahun 1468 - 1478 .m.

Post a Comment

0 Comments

Please Select Embedded Mode To show the Comment System.*

To Top